Minggu, 06 Januari 2019

Pengaruh ilmu fisiologi terhadap psikologi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang relative muda apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya. Dimana perkembangan psikologi dalam era sekarang sangat meningkat pesat. Sejarah perkembangan ilmu psikologi hampir sama dengan ilmu-ilmu lainnya. Telah pula diketahui bahwa psikologi sebagai suatu ilmu telah memisahkan diri dari filsafat, tetapi ini tidak bahwa psikologi tidak terkena pengaruh dari filsafat. Filsafat murupakan akar dari suatu ilmu yang muncul di dunia ini. Dengan adanya filsafat ini memudahkan kita untuk mengatahui asal mula suatu ilmu tersebut. Untuk itu kita perlu mengetahui sampai dimana filsafat mempengaruhi psikologi tersebut. Disamping itu juga psikologi juga di pengaruhi oleh Fisiologi dan Pengetahuan Alam.
Proses pengaruh yang terdapat dalam fisiologi dan pengetahuan alam apakan sangat banyak pengaruhnya atau hanya sekedar saja. Dengan adanya pengaruh ini, kita bisa mengatahui perkembangan dari Ilmu Psikologi tersebut. Karena masih banyak masyarakat yang belum mengatahui proses perkembangan psikologi tersebut. Karena dalam perkembangannya Psikologi mengalami banyak psoses yang terjadi. Maka dari itu kita wajib untuk mengatui proses perkebangan psikologi yang akan dibahas pada bab selajutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana  Pengaruh Ilmu Fisiologi Terhadap Ilmu Psikologi?
2. Siapakah Ahli yang mengadakan eksperimen dalam psikologi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui  Pengaruh Ilmu Fisiologi Terhadap Ilmu Psikologi
2. Untuk mengetahui Ahli yang mengadakan eksperimen dalam psikologi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Ilmu Fisiologi Terhadap Ilmu Psikologi

Pengaruh pengetahuan alam dan fisiologi pada psikologi merupakan permulaan dari psikologi eksperimental. Seperti telah dikemukakan terlebih dahulu Wilhelm Wundt dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi eksperimental. Namun demikian tidak berarti bahwa sebelum Wundt belum ada yang melakukan eksperimen-eksperimen dalam kaitannya dengan psikologi.
Ada empat orang ahli yang dapat dipandang sebagai orang yang mengadakan eksperimen-eksperimen, yang kemudian sangat berpengaruh penggunaan eksperimen dalam psikologi, yaitu Hermann von Helmholtz, Ernst Weber, Gustav Theodore Fechner dan Wilhelm Wundt (Schultz dan Schultz, 1992). Eksperimen-eksperimen tersebut berkembang di Jerman ,tidak di Perancis ataupun di Inggris. Untuk selanjutnya maka Jerman merupakan sumber eksperimen-eksperimen yang berkaitan dengan psikologi.

A. Hermann von Helmholtz (1821 - 1894)
Helmholtz mempunyai minat dalam bidang psikologi dan penelitiannya mengenai kecepatan stimulus pada penglihatan dan pendengaran. Helmholtz juga mengadakan eksperimen menganai waktu reaksi. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa terdapat perbedaan individual, juga terdapat perbedaan pada orang yang sama dari satu eksperimen ke eksperimen yang lain. Eksperimen Helmholtz kemudian dicoba oleh ahli-ahli lain. Helmholtz juga mengembangkan teori mengenai warna yang dikemukakan oleh Thomas Young, yang sekarang dikenal dengan teori Young-Helmholtz  mengenai soal warna. Helmholtz juga seorang psikolog , tetapi ia mempunyai sumbangan yang berarti dalam psikologi, khususnya psikologi sensoris, dan digunakannya eksperimen dalam psikologi.

B. Ernzt Weber (1795 - 1878)
Sumbangan Weber dalam psikologi ialah hasil eksperimennya menegenai ambang dua-titik pada kulit, yaitu bagaimana atau sejauh mana subjek dapat merasakan atau mempersepsi dua buah titik atau stimulus yang dikenakan pada bagian kulitnya. Apabila jarak antara  kedua titik itu relatif  pendek subjek merasa adanya satu stimulus. Tetapi pada jarak tertentu (jarak kedua titik itu agak renggang), subjek merasakan adanya dua stimulus. Eksperimen ini mendemonsrasikan tentang ambang dua-titik (the two-point threshold), yaitu ambang dimana dua titik stimulus dapat dirasakan atau dipersepsi oleh objek coba.
Weber juga mendapatkan bahwa the two-point threshold itu bervariasi dalam bagian-bagian badan yang berbeda pada subjek yang sama, dan juga bervariasi dari subjek satu dengan subjek yang lain pada bagian badan yang sama. Sumbangan lainnya mengenai the just noticeable, yaitu perbedaan yang paling kecil khususnya mengenai berat benda yang dapat dirasakan atau dapat di persepsi oleh subjek. Subjek disuruh mengevaluasi dua benda yang diangkat, dan mengevaluasi manakah yang lebih berat diantara kedua benda atau stimulus tersebut. Satu benda sebagai standar, sedangkan yang satunya sebagai yang diperbandingkan (variable).
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa, apabila perbedaan stimulus kecil, di persepsi sebagai stimulus yang sama beratnya. Tetapi sampai perbedaan kedua benda atau stimulus itu pada perbedaan tertentu, kedua stimulus itu dapat di persepsi. Weber menemukan bahwa the just noticeable difference sebagai antara dua benda sebagai stimulus merupakan perbandingan yang konstan, misalnya 1 : 40 dari standar. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa benda dengan berat 41 gram dapat dipersepsi perbedaannya dengan standari 40 gram.
Selanjutnya Weber meneliti peranan dari peng inderaan otot (muscular sensation) ¬dalam membedakan berat. Ia mendapat hasil bahwa subjek dapat membedakan lebih tepat atau lebih teliti apabila berat yang harus dibedakan itu diangkat sendiri oleh subjek dari pada ditempatkan oleh eksperimenter pada tangannya.
Dengan mengangkat sendiri benda tersebut, yang berperan adalah penginderaan taktil dan otot, sedangkan apabila ditaruhkan oleh eksperimenter yang berperan hanya penginderaan taktil. Apabila benda itu diangkat sendiri maka ratio adalah 1 : 40, sedangkan kalau ditaruhkan oleh eksperimenter ratio 1 : 30. Ia berkesimpulan bahwa internal muscular sensation yang ada dalam dii individu mempengaruhi kemampuan individu untuk membedakannya. Hal ini lebih jauh akan dibicarakan dalam rangka pembicaraan mengenai persepsi.

C. Gustav Theodore Fechner (1801 – 1887)
Menurut Fechner ada dua cara untuk mengukur penginderaan, yaitu:
1. Orang dapat menentukan apakah stimulus itu ada atau tidak, dapat diindera atau tidak.
2. Orang dapat mengukur intensitas, yaitu subjek dapat menyatakan penginderaannya yang pertama terjadi, ini merupakan ambang absolut bawah (the obsolute lower threshold) (Underwood, 1994) atau ambang stimulus (Towsend, 1953). Ini berarti stimulus dibawahnya belum dapat diindera ataupun dipersepsi. Fechner juga mengemukakan tentang ambang perbedaan (the difference threshold), yaitu perbedaan dua stimulus yang paling kecil yang dapat dipersepsi oleh subjek coba.
Metode ini dikenal dengan metode psikofisik, yang memberikan gambaran kaitan psikis dan fisik (material world). Dalam penelitiannya  Fechner menggunakan cara dengan mengangkat berat, seperti pada Weber. Metode yang dikembangkan oleh Fechner masih digunakan oleh para ahli hingga pada waktu ini, yaitu:
1. Metode kesalahan rata-rata (the method of average error)
Sering juga disebut the method of adjustment, yaitu suatu metode subjek dihadapkan pada dua stimuli, yaitu stimulus standard dan stimulus variabel. Tugas subjek adalah sampai subjek dapat mempersepsi bahwa stimulus variabel sama dengan stimulus standar.
 Seberapa besar kesalahan yang ditunjukkan oleh subjek, yaitu perbedaan antara stimulus standar dengan stimulus variabel menunjukkan sampai sejauh mana ketetapan subjek dalam mengadakan persepsi.
2. Metode stimulasi konstan (the method of constant stimuli)
Semula disebut sebagai metode right and wrong, yaitu suatu metode subjek dihadapkan pada stimulus standar dan stimulus variabel. Stimulus variabel dalam keadaan lebih ringan dan lebih berat dari stimulus standar. Misalnya stimulus standar seberat 100 gram, stimulus variabel dengan berat 92, 96, 98 gram dan ada  yang lebih berat dari standar, misalnya 104, 106 gram. Tugas subjek memberikan evaluasi (judgment) apakah stimulus variabel itu lebih ringan, sama atau lebih berat dari pada standar pada waktu subjek membandingkan antara dua stimuli tersebut.
The method of limits semula disebut sebagai  the method of just noticeable differences, yaitu suatu metode subjek dihadapkan pada dua stimuli, satu sebagai stimulus standar dan yang lain sebagai stimulus variabel. Stimulus variabel diubah naik atau turun sampai subjek dapat mempersepsi bahwa stimulus variabel itu sama dengan stimulus standar. Ttitik berangkat penyajian stimulus variabel dalam keadaan sangat nyata perbedaannya dengan stimulus standar, baik dalam keadaan lebih dari standar maupun dalam keadaan kurang dari standar.
Dari data eksperimen kemudian dapat diketahui tentang just noticeable differences-nya, yaitu rerata dari penentuan ambang perbedaan (difference threshold). Hal ini lebih jauh akan dipaparkan dibagian belakang dalam kaitannya dengan persepsi. Eksperimen Fechner tersebut kemudian dibukukan dalam bukunya yang bertitel “Elemente der Psychophysik” merupakan buku yang menunjukkan hubungan antara psikis dengan fisik.

D. Wilhelm Wundt (1832-1920)
Telah dipaparkan didepan mulai wundt psikologi mempunyai corak baru. Wundt dapat dipandang sebagai penyekat antara psiologi lama dengan psikologi modern. Semula sebagai mayornya adalah bidang kedokteran, namun kemudian beralih kefisiologi (Schultz dan Schultz, 1992). Semula ia mengajar fisiologi di Universitas Heidelberg, kemudian juga ditunjuk untuk membantu dilaboratoriumnya Helmholtz. Pada waktu bekerja Heidelberg inilah wunth mengajukan pendapatnya bahwa psikologi adalah merupakan ilmu yang perlu mandiri, tidak bergantung pada ilmu yang lain, dan merupakan ilmu yang eksperimental. Ia mengajukan pemikirannya itu dalam bukunya yang berjudul “Contributions to the theory of sensory perception”. Dalam buku ini digunakan istilah “Eksperimental Psychology” untuk pertama kalinya, atas eksperimen-eksperimennya yang dilakukannya sendiri dalam laboratorium yang didirikannya sendiri.
Pada tahun 1867 Wundt membuka course di Heidelberg dalam bidang Physiological itu tidak seperti arti yang sekarang ini, tetapi menurut Wundt arti dari istilah physiological itu sama dengan eksperimental. Jadi Wundt mengajar dan menulis mengenai Physiological Psychology itu dalam arti Physiological Psychology seperti pada waktu ini (Schultz dan Schultz, 1992). Seperti diketahui laboratorium Wundt kemudian diakui oleh dunia ilmu pengetahuan pada tahun 1879, dan akhirnya menjadi pusat studi para ahli psikologi lain yang datang dari berbagai-bagai negara.
 Eksperimen wundt didasarkan atas eksperimen-eksperimen dalam bidang fisiologi yang dapat membantu penelitian-penelitian psikologi modern. Pokok bahasan (subject matter)  psikologi Wundt adalah kesadaran. Pengaruh dari empirisme dan asosiasi Nampak pengaruhnya pada sistem wundt. Pandangan wundt kesadaran itu mencakup berbagai-berbagi bagian, yang dapat dipelajari bagian demi bagian, jadi dapat dipelajari dengan metode analisis atau metode reduksi.
Wundt adalah seorang srukturalis, sehingga ia menitikberatkan pada stuktur dari kesadaran yang terdiri atas bagian-bagiannya. Salah satu tulisannya Wundt mengemukakan “The first step in the investigation of a fact must therefore be a description of the individual elements … of which it consists” (dalam Schultz dan Schultz, 1992). Wundt berpendapat bahwa kesadaran adalah aktif dalam mengorganisasi isinya.
 Wundt lebih menitikberatkan studinya mengenai pengalaman yang tidak langsung (immediate experience) dari pada pengalaman yang langsung (mediate experience). Pengalaman lansung memberikan informasi atau pengetahuan tentang sesuatu yang lain dari pada elemen pengalaman itu sendiri. Misalnya kalau seseorang melihat bunga dan menyatakan bahwa “ bunga itu merah”. Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa perhatian seseorang yang utama  adalah dalam bunga itu sendiri, bukan pada fakta bahwa seseorang mengalami kemerahannya itu sendiri.
 The immediate experience dalam melihat bunga itu tidak pada objek itu sendiri, tetapi pada pengalaman mengenai sesuatu yang berwarna merah. Jadi menurut Wundt  immediate experience itu tidak dibatasi oleh interpretasi, seperti halnya pada pernyataan pengalaman “ bunga itu merah”, dalam arti pada objek bunga itu sendiri.
Psikologi Wundt adalah ilmu mengenai pengalaman kesadaran (consicious experience), maka metode yang digunakan dalam psikologi adalah observasi mengenai pengalaman tersebut. Hanya orang yang mempunyai  pengalaman tersebut yang dapat mengadakan observasi. Karena itu metodenya adalah introspeksi, yaitu penelitian seseorang dengan observasi dirinya sendiri mengenai keadaan psikisnya, yang kemudian dilanjutkan oleh Titchener, salah seorang muridnya.
Mengenai introspeksi Wundt mengajukan beberapa hukum atau ketentuan, yaitu (1) observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi; (2) observer harus memusatkan perhatiannya; (3) observer harus mampu mengulangi observasi berulangkali; (4) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.
Wundt berpendapat bahwa perasaan itu tidak hanya satu dimensi saja yaitu senang atau tidak senang tetapi masih ada dimensi yang lain.

E. Herman Ebbinghaus (1850-1909)
Setelah membaca bukunya Fechner”Elements of Psychophysics”, ia ingin mengadakan eksperimen dalam bidang proses mental yang lebih tinggi (higher mental processes), yaitu mrngenai ingatan.
Ebbinghaus adalah  psikolog yang pertama kali mengadakan eksperimen-eksperimen dalam masalah belajar dan ingatan. Dalam hal ini Ebbinghaus tidak hanya menjawab pendapat wunth bahwa proses mental yang tinggi tidak dapat dikuliti dengan eksperimen, tetapi juga sekaligus juga ,membuktikan bahwa ingatan dapat diteliti secara eksperimental. Dengan demikian maka kerja Ebbinghaus memperluas kanca psikologi eksperimental.
Materi yang digunakan dalam eksperimennya adalah yang sekarang dikenal dengan nonsense syllables, merupakan langkah yang cukup maju dalam eksperimen mengenai belajar. Bahkan Titchener menyatakan bahwa penggunaan nonsense syllables merupakan kemajuan yang sangat berarti sejak Aristoteles (Schultz dan Schultz, 1992). Nonsense syllables akan memberikan kesulitan yang sama pada subjek coba. Nonsense syllables  dibentuk dengan dua konsonan  dengan satu vowel ditengah, misalnya lef, bok, yat. Dari materi tersebut kemudian disusun kombinasi-kombinasi, yang kemudian ddiberikan kepada subjek coba secara acak untuk dipelajari. Disamping nonsense syllables juga diguunakan deretan angka yang juga tidak berarti (Woodworth, 1951). Ada beberapa metode yang digunakan ebbinghaus dalam eksperimennya mengenai belajar, antara lain the learning time method dan the relearning method.

F. Oswald Kulpe (1862-1915)
Setelah menamatkan pendidikannya di Leipzig, ia kemudian menjadi asisten Wundt, dan mengadakan eksperimen-eksperimen dilaboratoriumnya, namun kemudian ia memisahkan diri dari Wundt, dan ia bekerja pada permasalahan yang oleh Wundt tidak diperhatikan. Semula ia belajar dalam bidang sejarah, tetapi karena pengaruh Wundt ia pindah ke filsafat, dan akhirnya pindah ke  experimental psychology. Oswald Kulpe menulis buku “An Outline of Psychology”. Menurutnya yang dimaksud dengan psikologi adalah merupakan ilmu (science) mengenai fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi
Pada tahun 1894 ia menjadi guru besar di Universitas Wurzburg, dan dua tahun kemudian ia mendirikan laboratorium sebagai saingan laboratorium Wundt. Kulpe mengetrapkan metode yang disebut sebagai a systematic experimental introspection. Kulpe menekankan pada aspek subjektif, kualitatif dan report yang mendetail dari subjek mengenai sifat proses berpikirnya. Tujuan Kulpe adalah ingin meneliti secara langsung apa yang terjadi dalam diri subjek selama berlangsungnya kesadaran pada diri subjek. Kulpe tidak menentang pendapat Wundt yang menekankan pada pengalaman kesadaran, introspeksi, sebagai alat untuk mengadakan penelitiannya, atau menganalisis kesadaran dalam elemen-elemennya. Kerja dari Kulpe ialah memperluas konsep Wund tmengenai pokok bahasan dari psikologidengan dimasukkannya berpikir yang teliti secara eksperimental, dan menyempurnakanmetode introspeksi.
Disamping berfikir, juga diteliti mengenai motivasi, yang merupakan kontribusi yang cukup berarti dalam psikologi modern. Juga dikemukakan bahwa pengalaman tidak hanya bergantung pada elemen=elemen  kesadaran, tetapi elemen-elemen tidak kesadaran  juga berpengaruh pada prilaku, yang kemudian dikembangkan oleh Freud.


                                          BAB III
                                        PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengaruh pengetahuan alam dan fisiologi pada psikologi merupakan permulaan dari psikologi eksperimental. Seperti telah dikemukakan terlebih dahulu Wilhelm Wundt dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi eksperimental.
Ada empat orang ahli yang dapat dipandang sebagai orang yang mengadakan eksperimen-eksperimen, yang kemudian sangat berpengaruh penggunaan eksperimen dalam psikologi, yaitu Hermann von Helmholtz, Ernst Weber, Gustav Theodore Fechner dan Wilhelm Wundt (Schultz dan Schultz, 1992). Eksperimen-eksperimen tersebut berkembang di Jerman ,tidak di Perancis ataupun di Inggris.

B. SARAN
 Dalam penyelesaiannya, makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, akan tetapi penulis sudah berupaya menyelesaikan pembahasan dari makalah ini, untuk itu penulis meminta maaf kepada pembaca atas semua kekurangan, serta mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya, agar makalah ini bisa disempurnakan kembali dalam penyelesaiannya.

LONELINESS (KESEPIAN)

A. Pengertian Kesepian Kesepian adalah perasaan terasing, tersisihkan, terpencil dari orang lain. Sering orang kesepian karena merasa berbed...